Pemprov Sulsel dan Bank Indonesia Bekerja Sama Menghadapi Tantangan Inflasi 2011

Sumber poto:antara-sulawesiselatan.com

MAKASSAR,UPEKS--Provinsi Sulawesi Selatan dalam menghadapi tantangan lajunya inflasi yang diperkirakan akan melanda Indonesia di tahun 2011. Trend peningkatan harga minyak dan harga pangan dunia yang melonjak menjadi beberapa pendorong kenaikan harga di masa yang akan datang. Selain itu tekanan inflasi juga diperkirakan datang dari dalam negeri, seperti kenaikan TDL dan pembatasan BBM bersubsidi.Dimana Hal diungkapkan dalam Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan (FKPPI Sulsel) yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta Makassar senin 28/2. FKPPI Sulsel merupakan wadah koordinasi antara Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia Makassar, yang didirikan berdasarkan amanat Gubernur Sulsel melalui SK Gubernur Nomor 3956/XII/Tahun 2009 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan. Pertemuan yang dibuka oleh Pemimpin Bank Indonesia Makassar, Lambok Antonius Siahaan Pembinan BI Makassar yang dampuingi oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan provinsi Sulse, Amal Natsir Dalam sambutanyya Lambok A. Siahaan megatakan "Penguatan Koordinasi Antar Instansi Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan" ini, telah disepakati Program Kerja FKPPI Sulsel tahun 2011 dan 11 Langkah Strategis Pengendalian Inflasi Sulawesi Selatan tahun 2011. Dalam program kerja tersebut, tim teknis FKPPI Sulsel akan memantau perkembangan harga dan segera bertindak ketika sumber-sumber dan potensi tekanan inflasi ditemukan. FKPPI Sulsel juga secara rutin akan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah di provinsi-provinsi lain melalui Rapat Koordinasi Wilayah Sulawesi-Maluku-Papua dan Rapat Koordinasi Nasional untuk menyampaikan saran kebijakan hingga ke tingkat Pemerintah Pusat. Sepuluh langkah strategis pengendalian inflasi tahun 2011 yang telah disepakati dalam High Level Meeting FKKPI adalah : Mengembangkan sistem pencatatan harga, stok dan arus perdagangan di seluruh kabupaten dan provinsi menginformasikan harga dan stok kepada masyarakat secara rutin melalui media massa. Pelaksanaan Pasar Murah oleh beberapa lembaga/instansi secara terkoordinasi Penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan penimbunan maupun praktek persaingan usaha yang tidak sehat Pembentukan cluster komoditas pangan yang terintegrasi dari proses produksi, pengolahan lanjutan, penyimpanan, dan penjualan Peningkatan produktivitas pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi produksi serta percepatan realisasi pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur pendukung kelancaran produksi dan pasokan komoditas pangan, mengoptimalkan optimalisasi pemanfaatan pasar tradisional dan moderen di 24 kabupaten di sulsel serta serta pembangunan silo dryer beras dan penyediaan mobil coolbox untuk mengangkut hasil panen sayur-sayuran dan hortikultura. Mencermati inflasi yang terjadi di Sulsel 2010 lalu, dimana angka inflasi tahun 2010 tercatat 6,56%, lebih rendah dari nasional sebesar 6,96%. Sampai bulan oktober 2010 inflasi Sulsel masih terkendali dan berada dikisaran target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3% (yoy). Ada berappenyebab laju inflasi di Sulsel saat ini, secara tahunan ini disebabkan disebabkan oleh komponen volatie food yang mencapai angka realisasi sebesar 16,98% pada bulan desember 2010 sebagian besar berasal dari kenaikan harga kelompok bahan makanan antara lain beras, gula pasir dan telur ayam. Sementara inflasi inti (core inflation) dan administrated price secara tahunan hanya mencapai sebesar 5,31% dan 3,09%. Pada tahun 2011 Bank Indonesia Makassar memperkirakan inflasi Sulsel akan mencapai 6,2% + 1%. (mg07 ) 

Sumber:www.ujungpandangekspres.com