Kamis, 18-08-2011
...
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus 2011, kembali kita peringati. Pasti tak cukup hanya berupacara.
Termasuk, hening cipta dan berdoa untuk arwah para pahlawan. Tetapi, jauh lebih dalam, tentu. HUT RI 2011 kali ini, harus dimaknai dengan kesadaran kita...”Bahwa siapa lagi yang mau memperbaiki dan menjaga negara ini kalau bukan kita sebagai anak Bangsa Indonesia.”
Juga, adalah kewajiban anak bangsa untuk selalu berpikir dan berbuat...”Apa yang harus kita lakukan sebagai warga negara ini untuk menghadirkan negara yang damai, aman, tenteram, teratur, dan sejahtera.”
Lihatlah para pahlawan kita dahulu. Dengan nyawa sekali pun mereka rela korbankan. Lalu, kita, sekarang? Apakah kita mau berkorban agar negara tercinta ini makin bergengsi, bermartabat, dan utuh bersatu?
Apakah kita juga sudah ikut mendorong agar politik kita makin baik, ekonomi bertumbuh, pendidikan dan kesehatan lebih bisa dinikmati rakyat? Juga, agama dan syariatnya telah benar dan sejalan untuk kepentingan negara ini?
Lalu, apakah justru tidak sebaliknya? Kita justru menjadi distorsi pembangunan negeri ini. Menjadi biang provokatornya, koruptornya, suka menabur isu kebencian, SARA, atau justru menjadi kelompok yang hanya mengurusi kepentingan politik demi kekuasaan dan jabatan lalu menempatkannya di atas segala-galanya? Tak peduli, kalau perlu, jatuhkan orang lain dengan menghalalkan segala cara sekali pun. Ya, demi politik, sibuk berburu kekuasaan dan uang tanpa peduli lagi rasa sopan santun kepada siapa saja. Kita...lupakan arti Pancasila. Kita...tidak mau tahu lagi apa arti Bhineka Tunggal Ika. Pokoknya, saya mau, menurut apa yang saya mau! Tidak ada urusan dengan nasionalisme dan bangsa.
Saya ingin tegaskan,... Hilangkan pikiran itu! Perbarui semangat dan spirit perjuangan untuk bangsa dan negera tercinta. Semangat ini, harus kita jaga. Dengan penuh harap, yang membaca harapan saya ini, adalah anak bangsa yang mau berkorban demi negaranya...Negeri tercinta ini...Bagai pahlawan. Merdeka...Merdeka....Merdeka...!!!
Makassar, 17 Agustus 2011
Termasuk, hening cipta dan berdoa untuk arwah para pahlawan. Tetapi, jauh lebih dalam, tentu. HUT RI 2011 kali ini, harus dimaknai dengan kesadaran kita...”Bahwa siapa lagi yang mau memperbaiki dan menjaga negara ini kalau bukan kita sebagai anak Bangsa Indonesia.”
Juga, adalah kewajiban anak bangsa untuk selalu berpikir dan berbuat...”Apa yang harus kita lakukan sebagai warga negara ini untuk menghadirkan negara yang damai, aman, tenteram, teratur, dan sejahtera.”
Lihatlah para pahlawan kita dahulu. Dengan nyawa sekali pun mereka rela korbankan. Lalu, kita, sekarang? Apakah kita mau berkorban agar negara tercinta ini makin bergengsi, bermartabat, dan utuh bersatu?
Apakah kita juga sudah ikut mendorong agar politik kita makin baik, ekonomi bertumbuh, pendidikan dan kesehatan lebih bisa dinikmati rakyat? Juga, agama dan syariatnya telah benar dan sejalan untuk kepentingan negara ini?
Lalu, apakah justru tidak sebaliknya? Kita justru menjadi distorsi pembangunan negeri ini. Menjadi biang provokatornya, koruptornya, suka menabur isu kebencian, SARA, atau justru menjadi kelompok yang hanya mengurusi kepentingan politik demi kekuasaan dan jabatan lalu menempatkannya di atas segala-galanya? Tak peduli, kalau perlu, jatuhkan orang lain dengan menghalalkan segala cara sekali pun. Ya, demi politik, sibuk berburu kekuasaan dan uang tanpa peduli lagi rasa sopan santun kepada siapa saja. Kita...lupakan arti Pancasila. Kita...tidak mau tahu lagi apa arti Bhineka Tunggal Ika. Pokoknya, saya mau, menurut apa yang saya mau! Tidak ada urusan dengan nasionalisme dan bangsa.
Saya ingin tegaskan,... Hilangkan pikiran itu! Perbarui semangat dan spirit perjuangan untuk bangsa dan negera tercinta. Semangat ini, harus kita jaga. Dengan penuh harap, yang membaca harapan saya ini, adalah anak bangsa yang mau berkorban demi negaranya...Negeri tercinta ini...Bagai pahlawan. Merdeka...Merdeka....Merdeka...!!!
Makassar, 17 Agustus 2011
Sumber : http://www.ujungpandangekspres.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar