Total Tayangan Halaman

Sabtu, 08 Januari 2011

RS Sayang Rakyat Jadi Percontohan Nasional

Saturday, 08 January 2011

PENGAKUAN MENKES,
Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih bersalaman dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, kemarin. Menkes memuji program kesehatan bagi masyarakat yang diterapkan di Rumah Sakit Sayang Rakyat. Dia pun menjadikan rumah sakit milik Pemprov Sulsel sebagai percontohan nasional.

MAKASSAR (SINDO) – Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan bahwa Rumah Sakit Umum (RSU) Sayang Rakyat Makassar bakal dijadikan sebagai rumah sakit percontohan di tingkat nasional. Hal ini dikarenakan rumah sakit yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut memiliki program yang peduli terhadap kesehatan masyarakat kurang mampu. ”Rumah sakit ini (Sayang Rakyat) bisa dijadikan sebagai contoh dan diikuti oleh provinsi lainnya di tanah air.


Rumah sakit ini juga adalah perwujudan dari keinginan pemerintah untuk mendekatkan akses pelayanan masyarakat yang terjangkau bahkan gratis,” ungkap Endang Rahayu saat meresmikan gedung Operasi Kamar Besar (OKB) RS Sayang Rakyat di Jalan Prof Dr Ir Sutami Kelurahan Bulurokeng, pagi kemarin. Meski demikian, Menkes tidak terlalu setuju jika dikatakan layanan tersebut gratis atau cuma-cuma.Pasalnya, seluruh pelayanan dan kemudahan yang diterima itu, semuanya ditanggung atau dibayarkan oleh pemerintah.

”Kalau RS Sayang menyediakan sampai 1.000 tempat tidur untuk masyarakat tidak mampu, mungkin di provinsi lain bolehnya hanya 50 sampai 100 tempat tidur. Yang jelas mampu menjadi layanan kesehatan gratis kepada masyarakat,”puji Endang. Meski demikian, Mantan Direktur Pusat Penelitian Biomedik, Farmasi, dan Pengembangan Program ini mengingatkan kepada direksi serta staf RS Sayang untuk tetap mengedepankan keramahan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.

”Saya minta tetap memberikan pelayanan dengan hati kepada pasien dan keluarganya. Menunjukkan empati, kesopansantunan, kesediaan komunikasi harus dikedepankan. Jelaskan masalah yang dihadapi dan tata laksana medis yang akan ditempuh,” ujarnya. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini menyatakan, berdirinya RS Sayang tersebut merupakan salah satu peran swasta dalam mengembangkan pelayanan kesehatan bersama pemerintah.

Dengan diresmikannya Gedung OKB tersebut, cakupan pelayanan RS sudah sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku, terutama dalam mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Pada acara peresmian gedung OKB,Pemprov Sulsel mengabadikan nama Menkes dengan menamakan bangunan OKB tersebut Gedung dr Endang Rahayu Sedyaningsih. Selain dihadiri Endang Rahayu, peresmian gedung tersebut juga dihadiri Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua DPRD Sulsel M Roem,Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rachmat Latief, serta beberapa anggota Komisi IX DPR-RI.

Syahrul Yasin Limpo mengaku, RS Sayang yang merupakan gagasannya tersebut, programnya bisa dibilang belum sempurna 100%. Meski demikian, indikasi pelayanan kesehatan di RS itu setiap harinya mencapai 100 warga, merupakan bukti pelayanan pemerintah. ”Kami mau menjadi penyangga Ibu Menteri di tanah air, minimal dalam pelayanan rumah sakit. Dan rumah sakit ini siap menjadi contohnya,” katanya saat memberi sambutan kemarin.

Bupati Gowa dua periode ini juga mengusulkan agar seluruh perawat serta dokter yang bertugas di RS tersebut,agar memiliki upah yang tinggi dibandingkan perawat dan dokter di RS swasta maupun negeri lainnya, Pasalnya, pelayanan di RS Sayang hanya cuma-cuma dan merupakan program andalan pemerintah. Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sulsel Rahmat Latief mengungkapkan, pembangunan gedung OKB tersebut merupakan bagian dari standar pelayanan kesehatan RS dan merupakan bantuan CSR dari sejumlah perusahaan swasta di Sulsel.

Hingga kemarin, RS Sayang masih memiliki 200 tempat tidur, padahal program awal menargetkan memiliki 1.000 tempat tidur. Itu semua khusus untuk pasien rujukan Kelas III dari seluruh kabupaten/kota di Sulsel. ”Kami masih harus mengembangkan RS ini, dan kami tetap mengharapkan bantuan untuk pengembangan ruang perawatan dengan 1.000 tempat tidur, pembangunan kantin, masjid, serta aula,” ujarnya di RS Sayang kemarin.

RS Sayang telah beroperasi sejak 15 Maret 2010 dan sudah menerima pasien rawat jalan. Sedangkan untuk rawat inap mulai beroperasi pada 1 Juli 2010, tetapi belum melayani operasi. Rahmat menyebutkan,hingga Desember 2010, jumlah kunjungan pasien di RS milik Pemprov Sulsel ini sudah mencapai 5.100 orang. Ada pun pembangunan RS Sayang tersebut terbagi dalam tiga tahap, tahap pertama untuk 200 tempat tidur, tahap kedua untuk 500 tempat tidur,dan terakhir untuk 1.000 tempat tidur.

2011, Sulsel Kebagian Rp9 Miliar Dana Kesehatan

Keseriusan Pemprov Sulsel dalam mengedepankan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat tidak mampu bukan hanya mendapatkan pujian dan pengakuan pemerintah pusat.Pada 2011,Pemerintah Pusat siap mengucurkan anggaran Rp9 miliar kepada Pemprov Sulsel sebagai dana kesehatan. Anggaran Rp9 miliar tersebut menurut Menkes merupakan bantuan yang akan diberikan ke puskesmas. ”Tiap puskesmas akan mendapat bantuan sebesar Rp100 juta,”ungkapnya.

Dia tak menampik anggaran ini juga sebagian untuk program kesehatan gratis yang berjalan di Sulsel.Secara nasional,pada 2011 anggaran kesehatan mencapai Rp27 triliun. Menurut Menkes, ketika ditemui sesaat setelah meresmikan pembangunan Siloam Hospital di kawasan Tanjung Bunga, Sulsel menjadi salah satu prioritas perhatian penerapan kesehatan. Endang mengaku sangat tertarik dengan sistem kesehatan gratis yang diterapkan di Sulsel.

Dia pun berharap nantinya sistem ini akan meluas di seluruh Indonesia. ”Kami sedang menuju ke arah tersebut,”tuturnya seraya menerangkan baru ada empat daerah yang menjalankan kesehatan gratis, yakni Bali,Aceh dan Sulbar. Walau demikian Endang tidak menampik jika pelayanan kesehatan di Kawasan Timur Indonesia termasuk Sulsel masih sangat jauh dari harapan.Tenaga medis hingga penyelesaian kasus kesehatan di Sulsel menjadi salah satu perhatian Endang.

“Indikatornya kami hasilkan dari penelitian yang memang menempatkan Indonesia timur masih sangat jauh dari Indonesia barat. Ke depan hal inilah yang akan prioritaskan untuk menciptakan keseimbangan dan Sulsel diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di kawasan ini,” terangnya. Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan sejuah ini penanganan kesehatan di Sulsel berjalan lancar dengan sistem kesehatan gratis yang diterapkan.

Namun Sulsel masih kekurangan tempat tidur untuk rumah sakit sebanyak 4.000 unit. ”Kami baru memiliki 35 RS Swasta dan 27 RS Pemerintah. Tahun ini kami target RS Swasta menjadi 39 unit agar kekurangan tempat tidur sebanyak 4.000 unit tersebut bisa ditutupi untuk memeratakan penanganan kesehatan,” tuturnya. (wahyudi/rahmat hardiansya)   
 
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar